BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Dapatkah Anda membayangkan, apa yang terjadi
jika tak tercipta suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar? Ya, siswa
akan bosan dan tujuan dari penanaman ilmu oleh pengajar tak akan tercapai.
Bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan? Dalam makalah ini,
penulis akan mencoba membahas beberapa tips sebagai panduan untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan demi terciptanya keberhasilan proses
belajar-mengajar dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana
menciptakan suasana belajar di kelas yang menyenangkan?
2. Bagaimana
menciptakan lingkungan kelas yang menarik?
3. Bagaimana
menggairahkan nafsu belajar siswa?
4. Apa syarat-syarat
menciptakan suasana belajar yang baik?
5. Bagaimana
menciptakan belajar yang menyenangkan di luar?
6. Apa peran guru
dan orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan?
7. Faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk membantu kita dalam memahami:
1. Cara-cara
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas.
2. Cara-cara menciptakan
lingkungan kelas yang menarik.
3. Cara
menggairahkan semangat siswa dalam belajar.
4. Syarat-syarat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
5. Menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan di luar kelas.
6. Peran guru dan
orang tua dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
7. Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar-mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Menciptakan
Suasana Belajar di Kelas yang Menyenangkan
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah menyertakan partisipasi
siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan siswa, pengajar
juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi
ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru
dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan
mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa. Beberapa
tips yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan:
1. Ciptakan iklim
yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan
kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga
bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara
pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat
menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek
ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan
memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam
mendengarkan.
2. Dengarkan dengan
serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa
mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan
kepercayaan diri siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa
kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas.
Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan
menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3. Jangan ragu
memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap
komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide
yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak
pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri pertanyaan
yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk
mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk
mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi
bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa,
sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum
kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang
biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa
mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang
nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu.
Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan
anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang
Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang
biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang
tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi
secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu,
jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya
diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia
tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato
dalam kelas.
Selain itu, keakraban
antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika
hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih mudah
menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak
mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan
cara bertanya. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan
peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik yang lain.
Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan
kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan
diterima oleh peserta didik. Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di
atas harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis,
misalnya melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf
nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam setiap kelas maksimal
32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan pelajaran
dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan mendapatkan
hasil yang baik pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah
akan lebih mudah menyediakan alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti
komputer, alat praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan
juga guru menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat
multimedia. Bagi guru yang kreatif mereka membuat animasi karikatur dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh. Bagian
kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa juga dapat menerima
pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal pelajaran dengan rapi.
Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang berumus, harus diselingi
dengan mata pelajaran yang lainnya.
B. Menciptakan
Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana
belajar
adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip belajar
orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan
(eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif
mendesain lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam
istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi lingkungan belajar. Lalu apa yang
perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang dengan
hal-hal yang membuat suasana hati ceria. Misalnya menambah gambar-gambar di
dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan yang bersih, aneka hiasan
warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan yang
memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar
banyak berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran
tanpa memikirkannya secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus
dirangsang sedemikian rupa agar responsif.
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas
yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-hiasan dinding.
Ketiga, siapkan musik pengiring ketika
presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya telah
direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang direkomendasikan
oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus
benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi ancaman.
Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka
di Eropa) menjelaskan bahwa poster berwarna di dinding yang didesain dengan
baik sangatlah penting karena merangsang periferal otak. Kehadirannya yang
konstan di ruang kelas menyampaikan isinya di memori otak walaupun tidak
disadari oleh anak. Stocwell juga menjelaskan tentang psikologi warna. Merah
adalah warna peringatan, biru melambangkan kesejukan, kuning warna kecerdasan,
hijau dan coklat mempunyai efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster yang
baik dapat membuat kesan di memori jangka panjang, menciptakan gambaran memori
yang dapat dipanggil kembali jika dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari
secara sadar.
C.
Langkah
Inovatif untuk Menggairahkan Nafsu Belajar Siswa
Sering kita temukan di lapangan bahwa kondisi
persekolahan kita, khususnya Sekolah Dasar, dikelola apa adanya dan ala
kadarnya. Terutama hal yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
lingkungan sekolah dan keadaan ruangan kelas. Seperti terlihat pada kondisi
ruang kelas yang ditata monoton dan konvensional, dengan tampilan apa adanya
seperti tampak pada pengecatan dinding sekolah atau pun ruangan kelas yang
kebanyakan dicat dengan warna putih polos, kuning polos, dan warna–warna lain
yang serba polos. Ini sudah lumayan bagus, artinya kondisi kelas yang demikian
sudah terlihat bersih.
Gambar–gambar yang dapat menciptakan nuansa
keindahan dan nuansa lain dari suatu kegiatan dan kebiasaan yang bersifat
konvensional jarang kita temukan. Memang kita sadari bahwa eksistensi persekolahan
di negara kita tercinta ini cukup bervariasi, mulai dari yang tidak layak pakai
mungkin karena dinding mau roboh, genteng yang mau berjatuhan, plafon banyak
yang jebol, dan siap untuk berjatuhan dan berbagai kondisi lain yang sangat
memprihatinkan. Kita berharap kondisi yang sedemikian parah semacam ini segera
dibenahi dan ditangani. Karena bagaimana bisa kita menciptakan suatu lingkungan
yang indah kalau kondisinya saja sangat memprihatinkan.
Namun tidak berarti bahwa komunitas yang ada
pada sekolah yang ada pada kondisi yang demikian menjadikan guru dan warga
sekolahnya menjadi kehilangan kreatifitas untuk menciptakan hal–hal yang
inovatif demi terciptanya lingkungan belajar yang indah, asri dan elok
dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang menyenangkan. Bab
ini mengacu pada adanya suatu inovasi, yaitu bagaimana mengoptimalkan kondisi
kelas (classical conditioning) dan penciptaan lingkungan sekolah agar
dapat dipakai dan dimanfaatkan, dan dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang
tidak terpisahkan atau merupakan bagian yang integral dengan kegiatan
pembelajaran. Artinya ruangan kelas jangan hanya menjadi dinding pembatas yang
membatasi siswa di ruang kelas pada satu sisi, dengan lingkungan di luar kelas
pada sisi lain. Demikian pula dengan lingkungan sekitar sekolah, terutama
dinding–dinding sekolah jangan hanya menjadi benda mati yang menjadi dinding
pemisah antara lokal yang satu dengan lokal yang lain, atau menjadi pembatas
antara lingkungan sekolah sendiri dengan lingkungan luar sekolah.
Langkah inovatif yang dapat dilakukan adalah
bagaimana eksistensi dinding–dinding kelas yang pada dasarnya benda mati
tersebut menjadi bermakna dan berbicara terhadap siswa pada khususnya dan bagi
seluruh warga sekolah pada umumnya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana
menciptakan dinding–dinding sekolah dan ruang–ruang kelas yang mati ini menjadi
lebih hidup, menjadi bermakna, dan pada akhirnya dapat menggairahkan nafsu
belajar siswa?
Jawaban dari pertanyaan di atas tidak lain
adalah diperlukan suatu langkah kreatifitas dari seorang guru, dan hal ini
tentunya merupakan suatu langkah inovatif yang pada kenyataannya akan berbeda
dengan kondisi realita dan mayoritas yang ada di lapangan saat ini. Pada
kebanyakan orang dan pada kebanyakan guru bisa saja hal ini dianggap kegiatan
yang mengada–ada. Namun justru di sinilah letak nilai inovatif itu sendiri
muncul, sebab kegiatan yang bersiafat inovatif akan dirasakan hal yang asing
oleh orang lain, sebab hal semacam itu sebelumnya jarang atau bahkan mungkin
belum ada.
Pertanyaan yang mungkin timbul yaitu
bagaimana, dan kreatifitas semacam apa yang dapat membedakan kondisi ruang
kelas dan kondisi lingkungan sekolah konvensional dengan kondisi ruang kelas
dan lingungan sekolah yang disentuh dengan nuansa kreatifitas sehingga memiliki
nuansa estetis dan bermakna bagi siswa? Kegiatan ini merupakan suatu
keniscayaan untuk dilakukan oleh guru di lapangan, yaitu dengan memberikan
sentuhan–sentuhan seni pada dinding–dinding ruang kelas, gedung, dan pagar sekolah.
Sentuhan seni itu berupa penuangan warna-warna ceria, serasi dan kolaborasi
beberapa warna pada dinding kelas atau pun dinding sekolah. Tidak hanya sampai
di sini di samping pemaduan beberapa warna ceria yang relevan dengan dunia
anak, kita juga harus mengisi ruang–ruang yang kosong dari dinding tersebut,
dengan lukisan yang sengaja dibuat oleh guru, bersifat monumental dan bernilai
estetis. Di samping itu dapat dipadukan gambar-gambar yang bervariasi dan
relevan dengan pembelajaran. Relevan dengan pembelajaran maksudnya gambar yang
dituangkan merupakan upaya untuk mendekatkan anak dengan materi pelajaran yang
dipelajari pada kelas tertentu, misalnya pada pelajaran IPA, ada meteri-materi
tertentu yang bisa berupa sajian gambar yang menarik siswa bila dituankan pada
dinding sekolah, seperti : gambar gerhana, solar sistem, simbiosis, pertumbuhan
tumbuhan, cara–cara perkembangbiakan, dan lain–lain.
Demikian juga seperti materi pelajaran IPS
seperti gambar tipe –tipe hewan: Asiatis , Peralihan, Australis, dan gambar
bendera dan lambang ASEAN, merupakan gambar yang sangat menarik bagi siswa.
Apabila materi semacam ini disajikan berupa lukisan atau gambar yang menarik
pada dinding sekolah, materi tersebut pada akhirnya bukan merupakan hal yang
asing bagi siswa. Sebab setiap hari dan setiap saat siswa dapat mengamati dan
melihatnya. Hal itu dimaksudkan supaya dinding sekolah dan ruang kelas menjadi
suatu yang integral dengan kegiatan pembelajaran bernuansa estetis dan
menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus menciptakan nuansa dan nilai
keindahan artinya bila kita memandang lukisan itu dapat tercipta suasana batin
yang damai, menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini akan memiliki dampak
psikologis yang sangat dalam bagi penikmat lukisan tersebut khususnya siswa,
yaitu dapat memberikan nuansa rekreatif yang dapat menciptakan suasana
relaksasi bagi otot–otot syaraf yang tegang stress dan semacamnya. Hanya saja
hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan penempatan dari lukisan itu
sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga eksistensinya tidak
memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima pembelajaran.
Hal semacam ini memang berbeda dan dapat
menghapus cara–cara lama dalam memanfaatkan ruangan kelas pada khususnya dan
lingkungan sekitar agar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa untuk tetap
berada di dalamnya. Sehingga dengan kondisi kelas yang semacam ini siswa dan
guru atau siapa saja yang masuk ke kelas ini beranggapan dan merasa bahwa kelasku
adalah istanaku, atau dia beranggapan bahwa sekolahku adalah sorgaku.
Penciptaan ruang kelas dan lingkungan sekolah yang sedemikian rupa memang
memerlukan kerja ekstra, sebab tidak semua guru dapat melukis. Apabila hal itu
terjadi tentu perlu mengundang orang yang pandai melukis. Upaya–upaya seperti
yang telah dipaparkan oleh penulis tidak lain adalah suatu kiat agar siswa
tidak bosan di sekolah, siswa lebih bergairah dalam pembelajaran yang pada
akhirnya tentunya tercapainya prestasi siswa yang optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
D. Syarat-syarat
Menciptakan Suasana Belajar yang Baik
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila
mana kita ingin menciptakan suasana belajar yang baik. Yang dimaksud dengan
suasana belajar yang baik adalah suasana dimana proses belajar dapat berjalan
sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah seperti berikut :
- Murid harus mengalami kemajuan
- Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
- pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya
Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat
terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk proses belajar dapat dipenuhi juga.
Dengan suasana yang baik pengajar akan merasa senang dan akan berusaha
menyajikan pelajaran sebaik - baiknya. Di lain pihak murid pun akan merasa puas
dan mempunyai motivasi untuk menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang
diuraikan oleh pengajar.tetapi kalo suasana belajar tidak baik, maka proses
belajar mengajar pun tidak akan memperoleh hasil yang terbaik. Jangan pernah
percaya bahwa mengajar itu adalah seni yang tidak dapat dipelajari. Siapa saja
yang berminat akan dapat untuk mempelajarinya. Keterampilan - keterampilan
tersebut dapat disamakan dengan keterampilan mengetik, menulis atau mengendarai
mobil. Tujuan terpenting dari kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu.
Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah
rasa bosan. Entah itu terjadi pada siswa atau guru. Ketika rasa bosan sudah
mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa hal yang dilakukan siswa.
Misalnya :
- Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat hal penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik berbincang tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang membicarakan guru yang sedang mengajar).
- Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana belajar yang itu-itu saja.
- SMSan, FB-an, dll.
Tentunya sangat tidak menyenangkan jika
seorang guru mengetahui anak didiknya berperilaku seperti itu. Dalam hati sudah
merasa bahwa upaya menyampaikan pelajaran sudah maksimal. Namun kenyataannya
masih ada pula siswa yang merasa bosan. Dalam hal ini jangan menyalahkan siswa
saja. Guru pun harus intropeksi diri, sudah tepatkah cara saya dalam
menyampaikan pelajaran. Toleransi akan kondisi siswa sangat dibutuhkan ketika
rasa bosan sudah melanda.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah
belajar di luar kelas. Semua cara harus tepat guna. Usahakan ketika
pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi yang akan disampaikan bukanlah
materi yang membutuhkan konsentrasi penuh. Contohnya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Materi pembuatan dan pembacaan puisi sangat bagus diajarkan di luar
kelas. Menciptakan suasana belajar di luar kelas tidak lah sulit.
- Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.
- Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit sedang tidak mendung.
- Bagi siswa dalam kelompok=kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.
- Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.
Perlu diketahui tidak semua materi pelajaran
dapat dibawa ke luar kelas. Jadi sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Baik itu
kondisi cuaca, materi, siswa, dan guru.
F. Peran Guru dan
Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah masalah
suasana hati. Ini diperoleh melalui perlakukan guru dan orang tua melalui
dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang diperlukan oleh siswa dalam
belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan guru tentu saja
menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita sering
menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari,
sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata – kata dan
perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka
anak perlu dibantu. Coba menemukan hal hal positif pada dirinya dan pujilah dia
agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -komentar positif dapat
membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang tergantung pada faktor
fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor
sosiologi atau lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa
senang dalam belajar dapat tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan
siswa. Keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar
bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa
mengungkapkan idenya sehingga lebih kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut
belajar sehingga siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran. Anak tidak akan
merasa sungkan bertanya jika mereka tidak mengerti karena salah satu jalan
membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa
bukanlah hal yang sulit. Guru perlu menciptakan suasana bahwa pada saat
belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada saat itu mereka juga
didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi pengarah dan
fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap
siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang
pintar perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang pintar.
Anak yang nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses belajar
misalnya dengan menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman –
temannya. Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya.
Dan salah satu cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha
untuk mengenal mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah satu
penyemangat belajar bagi siswa. Cukup banyak ruang kelas proses belajar
mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru. Kecuali senyum jengkel yang
akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa lagi kalau sekolah/
kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan, tindakan mengancam
dan tindakan meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa menjadi malas,
masa bodoh dan tidak punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma mengejar
target kurikulum, sekedar tugas mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik
akan membuat guru tersebut (juga mata pelajarannya) menjadi sangat tidak
menarik, kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan orang-orang,
perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk memaksimalkan dorongan alamiah dalam
diri anak, lingkungan belajarnya harus memenuhi beberapa persyaratan. Anak
membutuhkan lingkungan yang menanggapi perilakunya. Lebih cepat dan lebih
konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka lebih cepat ia akan belajar.
Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa tidak aman bila tidak
ada batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak cukup leluasa untuk
menyelidiki. Untuk menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda dan
kemampuan untuk mengambil inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa
yang anda berdua ingin lakukan atau pelajari.
Anak anda juga memerlukan lingkungan yang
dapat membantu mengembangkan imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan
buku-buku yang penuh imajinasi dan bercerita menurut versi anda sendiri. Dengan
demikian, anak akan tahu bahwa tidak semua cerita bersumber dari buku dan ia
pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat, memberikan contoh adalah guru
terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa anda suka membaca dan
menulis, dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam belajar, semakin besar
keinginan anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk meniru anda bila
bersama-sama melakukan yang anda kerjakan. Libatkan anak dalam membahas berita
di halaman depan surat kabar, atau sempatkan untuk menjelaskan isi buku yang
sedang anda baca.
Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat
memaksa anak untuk ikut dalam pengalaman belajar, dan jangan pernah mencobanya.
Bila anda memandang proses belajar belajar dengan cara yang sama dengan anak
anda, yaitu sebagai suatu permainan yang berkelanjutan, hidup dan menarik, maka
anda berdua pasti akan menikmatinya.
G.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan dalam Proses Belajar-Mengajar
Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Faktor ini diantaranya
adalah ketenangan, kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas.
Selama ini sering kita jumpai di kelas ketika proses belajar mengajar
berlangsung, saat guru menerangkan beberapa murid asyik bercerita dengan
temanya, berjalan-jalan, atau bermain sendiri.
Tentu saja hal seperti
diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak dihormati. Tetapi mungkin
juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah melaksanakan kewajibannya.
Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk disimak. Sebagai guru
kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak ingin mengalami hal-hal
seperti itu. Sebaiknya kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut
tidak menimpa kita sebagai guru.
Ø Pembelajaran yang menonton
Salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya permasalahan dikelas adalah guru yang selalu menonton
dalam mengajar. Mereka hanya menyampaikan pengetahuan secara sepihak tanpa
berusaha melibatkan mental psikologi anak.
Dalam Kegiatan Belajar
mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara pasif. Siswa hanya
dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan metode
ceramah dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita
ketahui siswa adalah makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman
terhadap kebutuhan peserta didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya
berusaha meningkatkan penguasaan materi pembelajaran dengan beberapa pendekatan
yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.
Siswa usia SD berada pada
fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka dalam usi bermain.
Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas dengan
kondisi tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi, tangan di
meja melihat bapak ibu guru menyampaikan materi. Oleh karena itu, seorang guru
yang profesional harus bisa mencari dan menggunakan metode yang sesuai,
sehingga suasana belajar di kelas tanpa tekanan.paksaan.
Ø Pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
Sebagai seorang kreator
proses belajar mengajar, seharusnya guru mengembangkan suasana bebas bagi siswa
untuk mengkaji apa yang menarik minat, bakat, serta mengekspresikan ide-ide dan
kreatifitasnya. Tapi pada kenyataanya masih banyak pembelajaran yang cenderung
bersifat teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan siswa berada.
Kondisi seperti ini
menyebabkan peserta didik ( siswa ) jenuh dan tidak betah di kelas. Agar tugas
guru dalam KBM menjadi maksimal. Siswa merasa nyaman dan senang ketika
pembelajaran berlangsung, maka guru harus pandai meramu KBM tersebut.
PAIKEM merupakan salah
satu pendekatan pembelajaran yang bisa membuat suasana di kelas menjadi asyik
dan efektif. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan menyenangkan.
Aktif dimaksudkan dalam
pembelajaran guru garus menciptakan suasana yanga membuat siswa aktif bertanya
serta mengemukakan pendapat.
Peran aktif siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi kretif yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Inovatif, guru harus mampu
membuat perubahan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode,
sehingga siswa merasa enjoy belajar.
Kreatif, juga dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan tentu saja suasana belajar mengajar yang
menyenangkan.
Dengan pendekatan PAIKEM
diharapkan siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh pada waktu belajar.
Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Secara garis besar PAIKEM bisa
digambarkan sebagai berikut, Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan untuk
mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui
berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkit semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagi sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
Ø Mengajar menggunakan bahasa cinta
Untuk membuat suasana
belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajr lebih giat,
maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa. Karena
siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan sampai
membuat julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak
Bahasa cinta merupakan
salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk membangun sebuah hubungan yang
indah dengan siswaagar tercipta suasana menyenangkan. Seorang guru dapat
membangun hubungan yang indah dengan siswa jika mau berbuat.
1. Mengakui kesalahan
yang pernah dilakukan
Guru adalah sosok yang di
kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat memalukan baginya untuk
mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada para siswanya.
Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan. Sikap
mengakui kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
2. Pujian untuk
meningkatkan motivasi belajar
Jangan pelit memberi
pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap usaha yang telah
dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi belajar
dengan memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan kepercayaan diri
pada siswanya.
3. Memberi kesempatan
berfikir kreatif
Menanyakan dan memberikan
pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran akan membuat siswa berlatih
mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa akan terdidik untuk
berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.
4. Mau menghargai orang
lain
Kata terimah kasih
merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa mampu mengatakan
terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki kepekaan
bahwa apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata kehebatanya
sendiri melainkan ada orang lain yang turut membantu. Dari sinilah siswa dapat
belajar untuk menyadari bahwa bekerja sama merupakan hal yang sangat baik untuk
di lakukan.
Dengan bahasa cinta, hubungan yang kaku antara
guru dan murid sudah saatnya di ubah menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih
sayang. Dengan demikian akan mencetak calon-calon generasi yang unggul di masa
mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari makalah ini, penulis
dapatmengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran orang tua
dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan semangat belajar siswa.
2. Guru harus
menciptakan suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas agar siswa tidak bosan.
3. Rasa percaya diri
sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar.
4. Suasana belajar
merupakan factor utama dalam mencapai sasaran pembelajaran.
5. Belajar juga bisa
dilakukan di luar kelas untuk mengganti suasana, agar tidak membosankan.
B. Saran
Sebagai calon seorang guru, kita dituntut
untuk bisa menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, membangkitkan
semangat dan rasa percaya diri siswa. Jangan pernah mengejek siswa jika dia
salah, melainkan siswa tersebut harus semakin didorong agar tetap percaya diri
dan bisa memperbaiki kesalahan.
0 komentar:
Posting Komentar