LuFenSio. Diberdayakan oleh Blogger.

RSS
Container Icon

Layanan Konseling Kelompok

A. PENGERTIAN
Pelayanan konseling dan bimbingan kelompok sama-sama menggunakan format kelompok. Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek social yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya.

150 orang menjadi 12 kelompok layanan yang hendaknya dilaksanakan oleh konselor sekolah.
Layanan Konseling kelompok ada 2 macam yaitu konseling dan bimingan kelompok. Yang sangat menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana kelompok yang:
1. Interaksi yang dinamis
2. Keterikatan emosional
3. Penerimaan
4. Altruistik, mengutamakan kepedulian terhadap orang lain
5. Intelektual (rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta dapat menumbuhkan ide-ide cmerlang.
6. Katarsis (mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan gagasannya). Menyatakan emosinya yang lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah yang dipendam.
7. Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat).
Hal ini diciptakan melalui pentahapan dan kemampuan pemimpin kelompok.
Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling Kelompok umumnya adalah ada pada masalah yang dibahas. Masalah Bimbingan kelompok biasanya membahas masalah-masalah umum bagi peserta layanan. Jika suasana kelompok belum tercipta maka sulit bagi peserta layanan untuk mengungkapkan masalah pribadinya sehingga konseling kelompok agak sulit pelaksanaannya dibanding Bimbingan kelompok. Dari itu, Bimbingan kelompok sangat menentukan pelaksanaan konseling kelompok.
Pelaksanaan layanan dapat dilaksanakan dimana saja asal tidak mengganggu proses layanan dimana dinamika kelompok berlagsung maksimal dalam mencapai tujuan

B. TUJUAN
Umum:
Mengembangkan kepribadian siswa dimana berkembang kemampuan sosialisasinya, komunikasinya, kepercayaan diri, keperibadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan nilai ilmu dan agama.
Khusus:
1. Membahas topic yang mengandung masalah actual, hangat dan menarik perhatian anggota kelompok.
2. Konseling kelompok membahas masalah pribadi individu
C. KOMPONEN
1. Konselor: sebagai pemimpin kelompok dengan kemampuan
· Menciptakan suasana kelompok sehingga terciptanya dinamika kelompok
· Berwawasan luas (ilmiah dan moral).
· Mampu membina hubungan antarpersonal yang hangat, damai, berbagi, empatik, altruistik, jauh dari kesukaaan untuk membuat kelompok.
Peranan PK:
· Membentuk kelompok
· Melakukan penstrukturan
· Mengembangkan dinamika kelompk
· Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Jumlah kelompok: 8-10 orang dengan memperhatikan homogenitas dan heterogenitas kemampuan anggota kelompok. Kemampuan dengan perbandingan 2:1 antara yang pintar atau kurang pintar. Dari segi jenis pria atau wanita yaitu 1:1.
Peran anggota kelompok:
1. Aktif, mandiri melaui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor.
2. Berbagi pendapat, ide dan pengalaman
3. Empati
4. Menganalisa
5. Aktif membina keakraban, membina keikatan emosional
6. Mematuhi etika kelompok
7. Menjaga kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
8. Membina kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan kelompok.
D. ASAS
Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai:
1. Kesukarelaan
Tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2. Keterbukaan
Adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat.
3. Kegiatan
Partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan kelompok.
4. Kenormatifan
Aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak menyalahkan anggota kelompok.
5. Kerahasiaan : ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum.
Dalam konseling kelompok, asas yang dipakai :
1. Kerahasiaan
Karena membahas masalah pribadi anggota (masalah yang dirasakan tidak menyenangkan, mengganggu perasaan, kemauan dan aktifitas kesehariannya).
2. Kesukarelaan
3. Keterbukaan
Semua anggota kelompok adalah konselor terhadap anggota yang dibahas masalahnya.
4. Kegiatan
5. Kenormatifan
Pembentukan kelompok untuk satu kelas:
1. Sederhana
Dengan menghitung dalam satu kelas.
2. Lebih rasional
· Siswa dibagi dalam kelompok dengan criteria tertentu seperti: hasil AUM PTSDL atau UMUM, tes, jenis kelamin, hasil sosiometri.
Hal yang dipertimbangkan pembentukan kelompok :
1. Homogenitas secara relative (ex: kesamaan jauh dekat tempat tinggal).
Hal yang perlu diperhatikan: jika ingin Kelompok yang sama: maka didahulukan dengan Bimbingan kelompok lalu dilanjutkan dengan konseling kelompok.
Pemimpin kelompok yang sama akan menjadikan kelompok lebih dinamis, efektif, efisien
2. Heterogenitas (ex: perbedaan sosio-ekonomi)
Perbedaan:
3. Sumber pertimbangan: himpunan data dan hasil instrumentasi.
4. Penempatan dalam kelompok: berupa penugasan, penetapan secara acak dan pilihan individu/anggota.
Jenis anggota kelompok: ada Kelompok tertutup yaitu anggota tetap dan tidak berubah jumlah anggota dan Kelompok terbuka yaitu anggota bergantian dan tidak menetapkan.
Pengertian adalah sejumlah orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. BKp agar Pemahaman dan informasi baru
KKp agar Pengentasan masalah pribadi anggota kelompok
Tahap-tahap Bimbingan kelompok :
A. PEMBENTUKAN
Anggota Kelompok hendaknya:
1. Mengetahui tujuan dibentuknya kelompok.
B. PERALIHAN: untuk meninjau pemahaman anggota kelompok terhadap apa yang akan dilaksanakannya seperti masih ragu-ragu untuk mengikuti layanan konseling kelompok. Lihat suasana dan situasi anggota keloompok.
C. KEGIATAN
Pelaksanaan
D. PENGAKHIRAN : mengecek apa yang telah dicapai anggota kelompok (evaluasi). Penyampaian kesan dan pesan serta menanyakan kapan akan dilaksanakan layanan Konseling kelompok kembali.
Isi layanan:
Bimbingan kelompok: Tugas (membahas tentang topik yang duberikan oleh PK) ex: pembahasan tentang situs porno. Hal yang dipertimbangkan adalah kemampuan dan tingkat perkembangan anggota kelompok. Dan bebas (topic diberikan oleh anggota kelompok untuk dibahas dalam kelompok) ini adalah kesempatan yang disediakan oleh konselor kepada anggota kelompok untuk menyampaikan pendapatnya.
Dalam konseling kelompok adalah membahas masalah individu. Setiap anggota menyampaikan permasalahannya, namun tidak harus semua anggota kelompok. Jika telah terkemukakan masalah, maka perlu dibahas dan dimusyawarahkan masalah siapa yang terlebih dahulu masalahnya dibahas.
Teknik
UMUM:
1. Bagaimana menciptakan dinamika kelompok melalui komunikasi yang terarah, dinamis dan menyeluruh pada semua anggota kelompok (komunikasi multiarah) yang efektif, terkendali.
2. Pemberian rangsangan agar anggota berinisiatif mengemukakan pendapat untuk berdiskusi.
3. Dorongan minimal agar anggota kelompok terus beraktivitas
4. Penjelasan lebih mendalam tentang pendapat yang dikemukakan.
5. Pelatihan terhadap tingkah laku baru bagi anggota kelompok.
Kegiatan selingan: permainan-permainan yang fungsinya: selingan, pembinaan, mengintrospeksi diri.
Jika permasalahan individu belum terpecahkan dalam kegiatan konseling kelompok maka bisa diteruskan dengan pelayanan konseling individual. Seorang PK tidak perlu tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah yang ada, karena masalah hendaknya didalami dengan baik, mencari waktu selain waktu belajar. Penilaian terhadap sasaran layanan hendaknya jelas apa yang ingin dinilai, sehingga bisa menentukan instrumentasi evaluasi yang akan dipakai. Seorang konselor menilai dengan assesmen berupa komentar dengan nilai normatif seperti A, B, C atau Baik, Cukup, Kurang.
Konselor hendaknya mampu mengembangkan kepribadian


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar