LuFenSio. Diberdayakan oleh Blogger.

RSS
Container Icon

Aplikasi bk karier dalam pemilihan program pilihan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
“Karir” (career ) dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Tinjauan umum karir dipandang sebagai urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama jangka waktu hidupnya. Ini merupakan karir objective. Dari perspektif lainnya karir sendiri terdiri dari perubahan-perubahan dalam nilai, sikap dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Gambaran ini merupakan karir yang subjective. Kedua perpektif tersebut terfokus pada individu, yang menganggap bahwa orang memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasib mereka sehingga mereka dapat memanipulasi peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karir mereka. Pada dasarnya perencanaan karir akan kembali pada termin pokok yang erat sekali kaitannya dengan konsep diri, identitas dan kepuasan setiap individu terhadap karir dan kehidupannya.
Karir merupakan bagian dari upaya pengelolaan sumber daya manusia dan erat sekali dengan motivasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan ( employee motivation, satisfaction, and performance ) .
Menurut Ruslan Abdul gani bimbingan karir adalah “Suatu proses bantuan layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa atau remaja) agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya dan dapat mengenal dunia kerja merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkan yang menentukan pilihannya dan mengambil suatu keputusan”.

1.2  RUMUSAN MASALAH
A.    Siapa sajakah yang terlibat dalam pemberian  bantuan kepada siswa dalam menentukan pilihan program pilihan?
B.     Apa pentingnya dari pemilihan karier?
C.     Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan karier?
D.    Masalah apa saja yang timbul akibat salah menentukan pilihan?
E.     Upaya apa saja untuk mengatasi masalah pemilihan karier?
F.      Layanan apa saja yang diberikan oleh konselor agar siswa bisa memilih pilihan yang tepat?
G.    Teori apa saja yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam pemilihan pilihan?

1.3  TUJUAN
A.    Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam pemberian bantuan kepada siswa dalam menentukan pilihan program pilihan.
B.     Untuk mengetahui pentingnya dari menentukan pemilihan karier secara tepat.
C.     Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi pemilihan karier.
D.    Untuk mengetahui masalah apa yang timbul jika siswa salah menentukan pilihannya.
E.     Untuk mengetahui upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pemilihan karier.
F.      Untuk mengetahui layanan apa saja yang diberikan oleh konselor agar siswa bisa memilih pilihan yang tepat sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
G.    Untuk mengetahui teori-teori apa saja yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam pemilihan pilihan secara tepat.

1.4  MANFAAT
Dengan mempelajari materi ini kita bisa mengetahui siapa saja yang terlibat dalam pemberian bantuan kepada siswa dalam menentukan pilihan yang tepat. Menentukan pemilihan karier secara dengan memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier.
Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui masalah apa saja yang timbul akibat salah memilih program pilihan dan upaya apa saja untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dan dengan mempelajari ini kita mengetahui layanan apa yang dilakukan oleh konselor dan teori apa yang digunakan.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pihak yang terlibat
Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih suatu program melibatkan berbagai pihak misalnya: konselor, guru, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri. Pihak-pihak tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda namun sama tujuannya yakni membantu siswa agar dapat mencapai suatu prestasi yang optimal dan cita-cita yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Semua pihak hendaknya bekerja sama dengan baik agar siswa mampu memahami dan mengidentifikasi minat, bakat dan kemampuan, kesempatan dan kemungkin lain yang ada pada diri siswa. Semakin lengkap informasi yang diperoleh dari diri siswa maupun informasi yang diperlukan di luar diri siswa, maka proses bantuan yang diberikan kepada siswa semakin tepat dan efektif.
*      Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspekaspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspekaspek itu di antaranya : (1) menciptakan iklim sosioemosional kelas yang kondusif bagi belajar peserta didik; (2) memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam; (3) menandai peserta didik yang diduga bermasalah; (4) membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching;
(5) mereferal (mengalihtangankan) peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (6) memberikan informasi yang up to date tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik; (7) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (8) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moralspiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi peserta didik); dan (9) memberikan informasi tentang caracara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.

*      Kolaborasi dengan Orang tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti: (1) kepala Sekolah/Madrasah atau komite Sekolah/Madrasah mengundang para orang tua untuk datang ke Sekolah/Madrasah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) Sekolah/Madrasah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah peserta didik, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke Sekolah/Madrasah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehariharinya.

*      Kolaborasi dengan pihakpihak terkait di luar Sekolah/Madrasah
Yaitu berkaitan dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsurunsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihakpihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dan dokter, (5) MGP (Musyawarah Guru Pembimbing), dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).

2.2  Pentingnya Pemilihan Karir bagi Siswa
Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang miliki namun haruslah ditentukan. Untuk membentukan hal demikian harus didasarkan pada keputusan siswa itu sendiri yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan minat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat.
Keberhasilan siswa dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan karir atau pekerjaan, menurut Hoppock yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang terdiri dari sepuluh butir yang kemudian dijadikan tulang punggung dari teorinya. 10 butir tersebut antara lain:
1)      Pekerjaan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan atau untuk memenuhi kebutuhan.
2)      Pekerjaan, jabatan atau karir yang dipilih adalah jabatan yang diyakini bahwa jabatan atau karir itu paling tidak memenuhi kebutuhannya
3)      Pekerjaan, jabatan atau karir tertentu dipilih seseorang apabila untuk pertama kali dia menyadari bahwa jabatan itu dapat membantunya dalam memenuhi kebutuhannya
4)      Kebutuhannya yang timbul, mungkin bisa diterima secara intelektual yang diarahkan untuk tujuan tetentu
5)      Pemilihan jabatan/karir akan menjadi lebih baik apabila seseorang mampu memperkirakan bagaimana sebaiknya jabatan yang akan datang itu akan memenuhi kebutuhannya
6)      Informasi mengenai jabatan/karir akan membantu dalam pemilihan jabatan/karir yang diinginkan
7)      Informasi mengenai jabatan/ karir akan membantu dalam memilih jabatan/ karir karena informasi tersebut membantunya dalam menentukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhannya
8)      Kepuasan dalam pekerjaan tergantung pada tercapai tidaknya pemenuhan kebutuhan seseorang
9)      Kepuasan kerja dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhan sekarang/ masa yang akan datang
10)  Pemilihan pekerjaan selalu dapat berubah apabila seseorang yakin bahwa perubahan tersebut lebih baik untuk pemenuhan kebutuhannya.
Dari dasar teori tersebut tidaklah mungkin siswa dapat menentukan karir tanpa bantuan dan bimbingan dari konselor, karena disadari atau tidak untuk dapat memahami kemampuan diri siswa tidaklah mungkin muncul dengan sendirinya, akan tetapi diperlukan bimbingan dan arahan dari konselor.

2.3  Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir
Kesulitan yang dialami siswa dalam memilih dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai kehidupan yang baik dimasa mendatang.
Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam pemilihan karir antara lain:
a.      Faktor yang ada dalam diri siswa
Diantaranya adalah tingkat intelegensi, sikap mental, jenis kelamin, agama dan minat terhadap suatu karir.
b.      Faktor di luar siswa
Diantaranya tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi sosial masyarakat. Dari kedua faktor tersebut diatas merupakan faktor yang mendasar, namun masih banyak lagi faktor yang menyertai kesulitan siswa dalam memilih karir, salah satu faktornya adalah faktor kebutuhan, seperti apa yang disampaikan oleh A.H. Maslow yang dikutip oleh Moh. Surya menyatakan bahwa kebutuhan manusia terdapat lima macam yaitu:
Ø  Kebutuhan jasmani yaitu kebutuhan yang erat kaitannya dengan kebutuhan jasmani
Ø  Kebutuhan rasa aman yaitu memperoleh rasa aman, bebas dari rasa takut, ketegangan, kelaparan dan kehilangan
Ø  Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan untuk memiliki dan butuh bantuan dari orang lain misalnya, bergaul, berorganisasi, berkelompok dan saling mengenal
Ø  Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yaitu untuk mempertahankan harga dirinya dan kebutuhan untuk dihargai, misalnya memperoleh Penghormatan
Ø  Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang pribadi yang khas (berbeda dari orang lain)



2.4  Masalah
Sering terjadi para siswa mengalami masalah. Konflik, dan ketegangan dalam menghadapi program pilihan tersebut karena kurang jelasnya informasi yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Masalah-masalah yang timbul karena akibat dari salah memilih pilihan berdampak pada beberapa aspek. Beberapa masalah yang timbul, yaitu:
*      Belajar menjadi kurang optimal, sehingga hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
*      Minat belajar menjadi turun.
*      Motivasi menjadi memudar.

2.5  Upaya Mengatasi Masalah Pemilihan Karir Siswa
Keberhasilan siswa dalam menentukan dan memilih karir amatlah ditentukan dari kemampuan guru pembimbing memberikan gambaran dan memberikan keyakinan kepada siswa tentang kemampuan dan potensi yang dimiliki serta mampu mengarahkan siswa menuju karir yang sesuai dengan kemampuannya tersebut.
Dalam memberikan keyakinan dan munculnya kepercayaan siswa terhadap guru pembimbing setidaknya guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·         Perlakuan terhadap siswa sebagai individu yang memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri
·         Sikap positif dan wajar
·         Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan
·         Pemahaman siswa secara empatik
·         Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu
·         Penampilan diri secara asli dihadapan siswa
·         Kekongkritan dalam menyatakan diri
·         Penerimaan siswa secara apa adanya
·         Perlakuan siswa secara premisive. Kepekaan terhadap parasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa menyadari dari perasaan itu
·         Penyesuaian diri terhadap keadaan khusus
Kesadaran bahwa tujuan pengajaran bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa. Jika hal tersebut sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing maka tidak akan kesulitan bagi guru pembimbing untuk mengarahkan siswa ketempat yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut.
Guru pembimbing memberikan beberapa layanan untuk membantu siswa agar peserta didik tidak salah dalam menentukan program pilihan. Dengan begitu nantinya masalah-masalah akibat salah menentukan program pilihan tidak muncul atau bisa diminimalisir.

2.6  Layanan yang bisa diguna bk karier
Layanan yang bisa diberikan oleh konselor kepada siswa agar bisa memilih jurusan yang sesuai misalnya dengan memberikan layanan orientasi, layanan informasi, bimbingan kelompok, konseling individu maupun kelompok, aplikasi instrumentasi, himpunan data yang berbingkai pada komponen pelayanan dasar, pelayanan responsive, perencanaan individual, dan dukungan sistem.
*      Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan Sekolah/Madrasah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Materi pelayanan orientasi di Sekolah/Madrasah biasanya mencakup organisasi Sekolah/Madrasah, staf dan guruguru, kurikulum, program bimbingan dan konseling, program ekstrakurikuler, fasilitas atau sarana prasarana, dan tata tertib Sekolah/Madrasah.
*      Pelayanan Informasi
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik. melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).
*      Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui kelompokkelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : caracara belajar yang efektif, kiatkiat menghadapi ujian, dan mengelola stress.
*      Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun nontes.
*      Pelayanan responsif
a.       Konseling Individual dan Kelompok
Pemberian pelayanan konseling ini ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugastugas perkembangannya. Melalui konseling, peserta didik (konseli) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.

b.      Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan konseli kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Konseli yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.

2.7  Toeri yang digunakan untuk BK KARIER
v  Teori Trait and factor
Teori Trait and factor memandang bahwa individu memiliki pola kemampuan dan potensi yang dapat diketahui melalui instrument tes, dan dapat juga dilihat kualitasnya, sebagai syarat-syarat yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan sehingga dapat dipadukan kedua aspek itu dalam pemilihan pekerjaan.
Kekuatan teori ini adalah mengungkapkan data keterangan tentang potensi yang dimiliki individu dengan berbagai instrumen tes, sehingga data yang didapat cukup valid. Individu juga akan memperoleh berbagai informasi tentang pekerjaan yang dibutuhkan.
Kelemahannya adalah pilihan pekerjaan yang diberikan pada individu cuma satu, sehingga akan timbul kesulitan pada individu tersebut seandainya pekerjaan tersebut tidak diperoleh. Klien hanya bersifat pasif, dan sulit diterapkan di sekolah bila tidak memiliki instrumen pengumpul datanya.
v  Teori Ginzberg
Menurut pandangan teori ini pilihan karir tidak hanya terjadi sekali saja melainkan mengalami suatu proses erkembangan yang meliputi jangka waktu tertentu. Sehingga pilihan-pilihan yang dibuat awal proses perkembangan vokasional berpengaruh terhadap pilaihan selanjutnya, dengan demikian suatu keputusan yang diambil dapat ditinjau kembali.
Kelompok ini berpendapat ada empat variabel penting yang berpengaruh terhadap pilihan karir yaitu faktor realita, proses pendidikan, emosional dan nilai-nilai individuyang dianggap perlu dalam pemilihan karir.
Kekuatan teori ini adalah dengan melewati fase seorang individu secara berangsur-angsur dalam jabatan, dan sifatnya yang masih sementara sampai orang dewasa dapat membuat pilihan jabatan untuk mendapatkan karirnya.
Kelemahannya terletak pada keterkaitan individu pada fase yang dilalui.
v  Teori Super
Menurut Super rentang kehidupan dan ruang kehidupan ssebagai rancangan untuk perkembangan karir yang digambarkan berupa pelangi karir kehidupan. Tahap-tahap perkembangan karir Super adalah :
a.       Tahap pertumbuhan ( 0- 14 thn)
b.      Tahap eksplorasi ( 15 –24 thn)
c.       Tahap pembentukan ( 25 – 44 thn)
d.      Tahap pemeliharaan ( 45- 60 thn)
e.       Tahap kemunduran (61 keatas)
Unsur yang mendasar pada teori Super adalah konsep atau gambaran dirisehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang, yang merupakan sebagian dari keseuruhan gambaran tentang diri sendiri yang memungkinkan untuk mencapai suksesdan merasa puas. Konsep diri merupakan perpaduan antara kemampuan dasar yang dimiliki dan interaksi antara individu dengan lingkungannya sehingga terbentuk pola karir.
Kekuatan teori ini terletak pada kemampuan individu untuk mewujudkan kosep diri dalam suatu bidang jabatan yang paling diinginkan untuk mengekspresikan diri sendiri dan juga berkaitan dengan piliihan terhadap peran yang dimiliki. Tersdianya kesempatan untuk mengambil keputusan sepanjang hidup.
Kelemahannya adalah seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang positif akan sulit untuk mewujudkan dirinya pada suatu bidang pekerjaan., dan bila perkembangan melalui tahap kehidupan tidak mendapat bimbingan dan arahan akan mendapat kesulitan bagi individu mengembangkan konsep diri dan potensi yang dimiliki.
v  Teori Holand
Holand mengembangkan teori pemilihan karir dengan mengkhususkan pada pengembangan enam type kepribadian, yaitu : Tipe realistik, investigatif, artistik, sosial, usaha, dan konvensional.
Dalam teori ini menyakinkan bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan jabatan adalah hasil perpaduan dari pengalaman hidup seseorang dengan kepribadiannya, sehingga minat tertentu menjadi ciri kepribadian berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan.
Kekuatan teori ini dibanding dengan teori lain lebih kofehenship dengan memadukan sain yang telah ada, sedangkan yang lain lebih menekankan pada salah satu aspek saja. Di masyarakat pada umumnya individu dapat digolongkan dalam satu dari enam model orientasi, sehingga type model ini akan menjadi kepribadiannya.
Kelemahannya adalah individu terkait pada enam tipe kepribadian yang telah ada, sehingga bila ada individu yang memiliki kepibadian di luar asek itu akan sulit menempatkannya pada bidang pekerjaan yang akan dimasukinya, dan juga belum ada lingkungan kerja sepenuhnya merupakan satu tipe.
v  Teori Hoppock
Hoppock menekankan pilihan karir pada kebutuhan yang dimiliki seseorang, baik kebutuhan fisik dan psikis. Dimana kebutuhan akan dapat mempengaruhi seseorang memilih pekerjaan, sehingga timbul kepuasan atas terpenuhinya kebutuhan.
Kekuatan teori ini adalah pemilihan suatu pekerjaan dilakukan individu dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan yang harus dipenuhinya dalam kehidupan, sehingga apa yang dipilih itu memenuhi kebutuhan akan menimbulkan kepuasan dan kesenangan dalam hidup.
Kelemahannya adalah setiap individu memiliki kebutuhan yang beragam sehingga sulit menentukan mana kebutuhan yang lebih dominan untuk dipenuhi, dan akan seringnya individu berganti atau beralih pekerjaan karena kebutuhan tiap individu setiap saat dapat berubah.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan sebelumnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan pilihannya sendiri dan menanggung segala bentuk resiko yang akan dihadapi kelak.
Guru bimbingan dan konseling diharapkan memberikan arahan dan informasi tentang karir yang akan diambil oleh siswa. Guru bimbingan dan konseling membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pemberian layanan bimbingan dan konseling karir di sekolah yang efektif dan memiliki kontinuitas akan bermanfaat bagi siswa untuk  memperoleh berbagai macam informasi karir, jabatan, pemahaman, diri, pengambilan keputusan sendiri, dan memecahkan masalah itu sendiri.
Kemampuan siswa terhadap pemahaman kemampuan dan potensi diri tersebut merupakan indikasi keberhasilan layanan bimbingan dan konseling karir. Efektif tidaknya layanan bimbingan dan konseling karir yang dilaksanankan di sekolah tergantung pada kemampuan siswa untuk mengambil keputusan tentang karir dan menanggung segala bentuk resiko yang akan dihadapinya kelak.
3.2 Saran
ü  Disarankan kepada guru bimingan dan konseling dalam membantu siswa menentukan karir dilakukan secara berkesinambungan dan adanya ketuntasan, sehingga siswa yang mendapat bimbingan dapat memahami dengan pasti kemampuan yang dimilikinya
ü  Guru bimbingan dan konseling mengambil langkah preventif kepada siswa yang memiliki masalah dalam pemilihan karir
ü  Menyediakan waktu yang seluas-luasnya kepada siswa baik yang memiliki maslaah ataupun yang tidak memiliki masalah
DAFTAR PUSTAKA
Pelaksanaan – bimbingan – belajar – dan – bimbingan – karier.pdf
Modul materi penyusunan dan pengembangan program bimbingan konseling.pdf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar