Verbatim masalah “Shopaholic”
dengan menggunakan Teknik Self –
Management
Konseli
adalah salah satu mahasiswa Universitas
di Surabaya. Konseli adalah anak satu – satunya dikeluarganya sehingga apa saja
yang diinginkannya pasti dia dapatkan. Orangtua konselipun sering memberikannya
uang yang melimpah, walaupun begitu konseli tetap merasa kurang dengan uang
yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Konseli ini memiliki kebiasaan
berbelanja dan hamper setiap minggu dia akan menghabiskan uangnya untuk berbelanja.
Dan terkadang apa yang dibelinya itu, barang yang tidak penting. Karena
kebiasaannya tersebut, dia sering mengalami kesulitan untuk mengontrol
keuangannya. Kemudian dia memutuskan untuk menemui konselor untuk mengatasi
atau mengurangi kebiasaannya untuk berbelanja itu.
Konseli : “Assalamu’alaikum.wr.wb”
Konselor : “Wa’alaikumsalam.wr.wb”
“Silahkan masuk…”
Konseli : “Iya bu…terima kasih”
Konselor : “Ada yang bisa saya bantu
mbak?”
Konseli : “Begini Bu…saya kesini
ingin melakukan konseling dengan ibu.”
Konselor : “Oww…begitu..”
“Kalau boleh tahu
dengan mbak siapa ya?”
Konseli : “Nama saya Jesica Bu.”
Konselor : “Mbak jesica Mahasiswa jurusan
apa?”
Konseli : “Saya jurusan Musik Bu.”
Konselor : “Semester Berapa?”
Konseli : “Sudah semester 5, Bu…”
Konselor : “Sudah setengah perjalanan yam
bah…hehehe”
Konseli : “Iya bu”
Konselor : “Sebelumnya mbak jesica sudah
pernah melakukan konseling?”
Konseli : “Dulu waktu SMA saya pernah
melakukan, tapi konseling kelompok Bu.”
Konselor : “Baiklah kalau begitu, tadi
mbak Jesica bilang kalau mau melakukan konseling. Kalau boleh tau apa yang
sedang mbak Jesica alami saat ini?”
Konseli : “Begini Bu….hmmm….tapi….” (ragu – ragu)
Konselor : “Mungkin mbak Jesica masih
ragu untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi. Mbak jesica tidak perlu takut
karena yang kita bicarakan nanti bersifat rahasia. Jadi Cuma mbak jesica dan
saya saja yang mengetahuinya.”
Konseli : “Iya Bu…”
“Begini bu…saya
mempunyai masalah tidak bisa mengatur keuangan saya bu. Mungkin karena
kebiasaan saya dari kecil, apa saja yang saya inginkan pasti saya akan
mendapatkannya walaupun barang tersebut tidak penting. Dan sekarang setiap saya
pergi jalan – jalan atau pergi ke Mall pasti akan menghabiskan banyak uang
untuk membeli sesuatu yang tidak penting. Sekarang saya sangat merasakan
dampaknya Bu, setiap uang yang diberikan oleh orangtua saya pasti habis diawal
bulan padahal kedua orangtua saya memberikan uang bulanan juga lumayan banyak.
Saya binggung dengan keadaan saya bu.”
Konselor : “Berapa besar uang yang biasanya
mbak Jesica keluarga setiap jalan – jalan?”
Konseli : “Akhir – akhir ini setiap
keluar saya belanja habis sekitar 1.000.000, dan itu setiap keluar Bu. Saya
sudah berusaha tidak membawa uang Cash tapi saya pasti menggunakan atm untuk
membeli barang tersebut Bu. Dan itu membuat pengeluaran saya semakin membengkak.”
Konselor : “Jadi pada intinya mbak Jesica
ini mempunyai kebiasaan belanja yang tidak terkontrol sehingga pengeluaran mbak
Jesica menjadi membengkak.”
Konseli : “Iya Bu. Dan hal tersebut
sangat menyiksa saya Bu. Karena setiap saya akan menghentikannya saya tidak
bisa. Teman – teman saya juga sudah mengingatkan saya, tapi saat berbelanja
saya seakan kalap bu. Apalagi kalau
ada diskon Bu, tanpa berfikir lagi saya pasti akan belanja banyak sekali, tidak
terkontrol Bu”
Konselor : “Baiklah…dari apa yang sudah
mbak Jesica ungkapkan kepada Ibu, Ibu bisa menyimpulka bahwa mbak Jesica ini
kurang bisa mengelola diri dalam hal mengatur keuangan sehingga pengeluaran
mbak Jesica sekarang sangat membengkak.”
Konseli : “Iya Bu…”
Konselor : “Apakah orang tua mbak Jesica
mengetahui tentang hal ini?”
Konseli : “Tidak Bu. Selama ini orang
tua saja tidak tahu. Semua barang – barang yang saya beli, saya letakan dikos
Bu. Tidak pernah saya bawa pulang.”
Konselor : “Baiklah kalau begitu.
Hmmm….kita akhiri pertemuan kita kali ini. Kira – kira mbak Jesica bisa bertemu
lagi kapan?”
Konseli : “Satu minggu lagi saya bisa
Bu.”
Konselor : “Baiklah…sampai jumpa satu
minggu lagi ya mbak Jesica. Dan tolong selama satu minggu kedepan catat apa
saja yang mbak Jesica beli dalam satu minggu itu.”
Konseli : “Baiklah Bu. Saya akan
melakukannya. Terimakasih atas waktunya Bu.”
Konselor : “Iya mbak…Sama – sama”
Konseli : “Assalamu’alaikum”
Konselor : “Wa’alaikumsalam.”
1 minggu kemudian
Konseli : “Assalamu’alaikum.wr.wb”
Konselor : “Wa’alaikumsalam.wr.wb”
“Silahkan masuk…”
Konseli : “Iya bu…terima kasih”
“Ini daftar belanja
saya dalam satu minggu ini Bu.” (menyerahkan
daftar)
Konselor : “Iya mbak…Ibu baca dulu mbak.”
“Dari daftar ini
menunjukkan dalam satu minggu mbak Jesica sudah menghabisakan lebih dari
Rp.1.500.000. untuk membeli sepatu, baju, aksesoris. Hmmm….menurut mbak Jesica,
apa yang seharuanya mbak Jesica lakukan?”
Konseli : “Saya seharusnya merubah
kebiasaan saya Bu. Saya harus hemat. Saya sudah mencobanya berulang kali Bu.
Tapi saya selalu tidak bisa menahan hasrat untuk membeli barang – barang yang
ada dihadapan saya Bu. Saya ingin sekali menghentikan memakai ATM jadi saat
tidak ada uang didompet saya tidak meggunakan ATM bu.”
Konselor : “Ide yang bagus itu. Mbak
Jesica bisa menghentikan dahulu penggunaan ATM untuk mengurangi kebiasaan
belanja mbak Jesica.”
Konseli : “Tapi saya tidak yakin bisa
menghentikannya Bu.”
Konselor : “Saya yakin mbak Jesica bisa
melakukannya kali ini. Nah sekarang bagaimana kalau kita membuat kontrak?”
Konseli : “Kontrak?”
Konselor : “Iya kontrak. Agar mbak Jesica
menaati apa yang nanti menjadi kontrak kita. Seperti ini, dalam satu bulan ini
saya harus mengeluarkan uang tidak lebih dari 500.000 jika saya melanggarnya
saya akan mendapatkan hukuman dan jika saya bisa melakukannya saya berhak
mendapatkan hadiah. Apakah mbak Jesica sampai disini mengerti?”
Konseli : “Iya Bu, saya mengerti.”
Konselor : “Baiklah…silahkan mbak Jesica
memikirkan berapa jumlah uang yang seharusnya mbak Jesica keluarkan dala satu
bulan kedepan.”
Konseli : “Iya Bu. Hmmm….(tampak berfikir)…baiklah Bu, dalam satu
bulan kedepan saya harus bisa hanya mengeluarkan uang tidak lebih dari 700.000,
saya tidak akan belanja barang – barang yang tidak penting. Dan hanya
mengeluarkan uang untuk kebutuhan kuliah. Dan saya untuk sementara tidak akan
menggunakan ATM”
Konselor : “Hmm…menurut Ibu uang 700.000
sudah bisa mencukupi kebutuhan mbak Jesica dalam satu bulan untuk mengerjakan
tugas, uang makan, dan kebutuhan yang lain tanpa berbelanja yang berlebihan.
Nah sekarang kita tentukan konsekuensi apa yang akan mbak Jesica terima, jika
mbak Jesica melanggarnya.”
Konseli : “Hmm…ya…ya…(mengangguk tanda mengerti)..”
“Jika saya mengeluarkan uang
lebih dari 700.000 dalam satu bulan kedepan, pada bulan depannya saya akan
mengurangi jatah bulanan saya menjadi 350.000. dan jika saya menggunakan ATM
saat belanja maka saya akan membayar denda sebesar 50.000. Jika saya berhasil
melaksanakannya dan saya tidak kembali untuk melakukan belanja berlebihan
maka saya berhak untuk liburan keluar
negri saat liburan.”
Konselor : “Tadi mbak Jesica sudah
menentukan apa hukuman dan hadiah yang sesuai untuk kontrak kali ini. Tolong
mbak Jesica tuliskan diselembar kertas sebagai tanda bukti fisik kontrak kita.”
Konseli : “Iya Bu.” (menulis diselembar kertas)
Konselor : “Ibu yakin mbak Jesica bisa
melakukannya dengan baik. Dan mbak jesica jujur dengan apa yang telah mbak
jesica lakukan.”
Konseli : “Iya bu. Saya akan berusaha
untuk melakukannya dengan baik.”
Konselor : “Untuk satu bulan lagi kita
akan bertemu lagi untuk melakukan evaluasi kegiatan, agar ibu tahu apakah mbak
Jesica benar – benar melakukannya dengan baik atau tidak. Dan agar treatment
ini berjalan dengan lancer Ibu akan menginformasikan hal ini kepada orangtua
mbak jesica sehingga beliau bisa memantau pengeluaran mbak Jesica.”
Konseli : “Baiklah bu…saya juga akan
meminta bantuan teman – teman saya, agar mereka menginggatkan saya tidak
berbelanja berlebihan lagi. Terimakasih atas bantuannya Bu.”
Konselor : “Iya mbak…sama – sama.”
Konseli : “Kalau begitu saya pamit
dulu Bu. Nanti kalau ada apa – apa saya akan kesini lagi Bu.”
Konselor : “Iya mbak Jesica, tidak usah
sungkan untuk kesini lagi ya…tetap semangat ya…”
Konseli : “Iya Bu…Assalamu’alaikum”
Konselor : “Wa’alaikum salam.”
0 komentar:
Posting Komentar