Jean
Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia memahami
dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi. Menurut Piaget
seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi
oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi
atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara
genetik.Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan
belajar darinya.Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang
di sekitar dan belajar darinya.
Piaget membagi
perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia :
1. Periode
sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional
(usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional
konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional
formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
1. Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah
refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema
awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.Periode sensorimotor adalah periode
pertama dari empat periode.
Tahap sensorimotor dicirikan oleh tidak
adanya bahasa. Karena anak-anak tidak menguasai kata untuk suatu benda, objek
akan tak eksis bagi anak tidak menghadpi secara langsung. Interaksi dengan
lingkungan adalah interaksi sensorimotor dan hanya berkaitan dengan keadaan
saat ini.Anak-anak pada tahap ini, anak mengembangkan konsep kepermanen objek (object permanence). Dengan kata lain,
mereka mulai menyadari bahwa objek tetap ada meski mereka tidak melihatnya.
Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial / persepsi penting dalam enam sub-tahapan :
a.
Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan
berhubungan terutama dengan refleks.
b.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat
bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d.
Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari
usia sembilan sampai duabelas bulan,
saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen
walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
e.
Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai
delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru
untuk mencapai tujuan.
f.
Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan
awal kreativitas.
2. Tahapan praoperasional
Tahapan
ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan
permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis
yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul.
Pemikiran
(Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan
tindakan secara mental terhadap objek-objek.Ciri dari tahapan ini adalah
operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai.Dalam tahapan ini,
anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan
kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat
dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan
satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda
atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut
Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul
antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan
keterampilan berbahasanya.Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan
kata-kata dan gambar.Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif
bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu,
mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut
berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari
orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami
perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat
imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun
memiliki perasaan.
3. Tahapan operasional konkrit
Tahapan
ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai
duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan
operasional konkrit adalah :
I.
Pengurutan—kemampuan untuk
mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila
diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling
besar ke yang paling kecil.
II.
Klasifikasi—kemampuan untuk
memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian
benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak
tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan)
III.
Decentering—anak mulai
mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar
tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
IV.
Reversibility—anak mulai
memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke
keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama
dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
V.
Konservasi—memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh,
bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu
bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan
tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
VI.
Penghilangan
sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan carayang salah).
Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di
dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu
ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap
operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada
di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam
laci oleh Ujang.
4. Tahapan operasional formal
Tahap
operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori
Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas)
dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya
kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia.
Anak-anak
kini bisa menangani situasi hipotesis, dan proses berfikir mereka tak lagi
bergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan riil. Pemikiran pada tahap ini
semakin logis.Jadi, apparatus mental yang dimilikinya makin canggih namun
apparatus ini dapat diarahkan ke solusi berbagai problem kehidupan yang tiada
berkesudahan.
Dalam
tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan
nilai.Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun
ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini
muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai
masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral,
perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak
sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran
dari tahap operasional konkrit.
Informasi umum mengenai tahapan-tahapan, Keempat tahapan
ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Walau
tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu
sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Universal (tidak
terkait budaya)
Bisa
digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
seseorang berlaku
juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
logis
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
dari tahapan
sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
berpikir, bukan
hanya perbedaan kuantitatif
Pembelajaran dilakukan dengan memusatkan perhatian
kepada :
Berfikir atau proses mental anak,
tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan
pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan
perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak.
Teori dasar perkembangan kognitif
dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan
interaksi inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang
ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan
berpikir, antara lain kemampuan berpikir konservasi.
Piaget memusatkan pada tahap-tahap
perkembangan intelektual yang dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar
konteks sosial dan budaya , yang mendalami bagaimana anak berpikir dan
berproses yang berkaitan dengan perkembangan intelektual.
Menurut Peaget, siswa dalam segala usia secara
aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan
mereka sendiri.
Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus
menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman-pengalaman
baru yang memaksa mereka membangun dan memodivikasi pengetahuan awal mereka.
Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki
rasa ingin tahu bawaan dan secara terus-menerus berusaha memahami dunia
sekitarnya. Rasa ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif
membangun pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. PBI
dikembangkan berdasarkan kepada teori Piaget ini.
Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima
prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda
dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring
dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail
penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan
tugas-tugas spesifik.
1 komentar:
bisa minta daftar pustakanya ?
Posting Komentar