A. PENGERTIAN
Pelayanan konseling dan bimbingan kelompok sama-sama menggunakan format
kelompok. Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang paling banyak
dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan layanan sekaligus
dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena
mengandung aspek social yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide
dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya.
150 orang menjadi 12 kelompok layanan yang hendaknya dilaksanakan oleh
konselor sekolah.
Layanan Konseling kelompok ada 2 macam yaitu konseling dan bimingan
kelompok. Yang sangat menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana
kelompok yang:
1.
Interaksi yang dinamis
2.
Keterikatan emosional
3.
Penerimaan
4.
Altruistik, mengutamakan kepedulian terhadap orang lain
5.
Intelektual (rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu
serta dapat menumbuhkan ide-ide cmerlang.
6. Katarsis (mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan
gagasannya). Menyatakan emosinya yang lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah
yang dipendam.
7. Empati (suasana yang saling memahami tentang apa
yang dipikirkan dan dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan
tepat).
Hal ini diciptakan melalui pentahapan dan kemampuan pemimpin kelompok.
Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling Kelompok umumnya adalah ada pada
masalah yang dibahas. Masalah Bimbingan kelompok biasanya membahas
masalah-masalah umum bagi peserta layanan. Jika suasana kelompok belum tercipta
maka sulit bagi peserta layanan untuk mengungkapkan masalah pribadinya sehingga
konseling kelompok agak sulit pelaksanaannya dibanding Bimbingan kelompok. Dari
itu, Bimbingan kelompok sangat menentukan pelaksanaan konseling kelompok.
Pelaksanaan layanan dapat
dilaksanakan dimana saja asal tidak mengganggu proses layanan dimana dinamika
kelompok berlagsung maksimal dalam mencapai tujuan
B. TUJUAN
Umum:
Mengembangkan kepribadian
siswa dimana berkembang kemampuan sosialisasinya, komunikasinya, kepercayaan
diri, keperibadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan nilai ilmu
dan agama.
Khusus:
1.
Membahas topic yang mengandung masalah actual, hangat dan menarik perhatian
anggota kelompok.
2.
Konseling kelompok membahas masalah pribadi individu
C. KOMPONEN
1. Konselor: sebagai pemimpin
kelompok dengan kemampuan
· Menciptakan
suasana kelompok sehingga terciptanya dinamika kelompok
· Berwawasan
luas (ilmiah dan moral).
· Mampu
membina hubungan antarpersonal yang hangat, damai, berbagi, empatik,
altruistik, jauh dari kesukaaan untuk membuat kelompok.
Peranan PK:
· Membentuk
kelompok
· Melakukan
penstrukturan
· Mengembangkan
dinamika kelompk
· Mengevaluasi
proses dan hasil belajar
Jumlah kelompok: 8-10 orang dengan
memperhatikan homogenitas dan heterogenitas kemampuan anggota kelompok. Kemampuan
dengan perbandingan 2:1 antara yang pintar atau kurang pintar. Dari segi jenis
pria atau wanita yaitu 1:1.
Peran anggota kelompok:
1. Aktif, mandiri melaui aktivitas langsung melalui
sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif dan merespon dengan
tepat), sikap seperti seorang konselor.
2.
Berbagi pendapat, ide dan pengalaman
3.
Empati
4. Menganalisa
5.
Aktif membina keakraban, membina keikatan emosional
6.
Mematuhi etika kelompok
7. Menjaga kerahasiaan, perasaan dan membantu serta
8. Membina kelompok untuk untuk menyukseskan
kegiatan kelompok.
D. ASAS
Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai:
1.
Kesukarelaan
Tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.
2.
Keterbukaan
Adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat.
3.
Kegiatan
Partisipasi semua anggota
kelompok dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan
Bimbingan kelompok.
4.
Kenormatifan
Aturan dalam menyampaikan
ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan,
tidak menyalahkan anggota kelompok.
5.
Kerahasiaan : ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum.
Dalam
konseling kelompok, asas yang dipakai :
1.
Kerahasiaan
Karena membahas masalah
pribadi anggota (masalah yang dirasakan tidak menyenangkan, mengganggu perasaan,
kemauan dan aktifitas kesehariannya).
2.
Kesukarelaan
3.
Keterbukaan
Semua anggota kelompok
adalah konselor terhadap anggota yang dibahas masalahnya.
4.
Kegiatan
5.
Kenormatifan
Pembentukan kelompok untuk satu
kelas:
1.
Sederhana
Dengan menghitung dalam satu kelas.
2.
Lebih rasional
· Siswa
dibagi dalam kelompok dengan criteria tertentu seperti: hasil AUM PTSDL atau
UMUM, tes, jenis kelamin, hasil sosiometri.
Hal
yang dipertimbangkan pembentukan kelompok :
1. Homogenitas secara relative (ex: kesamaan jauh
dekat tempat tinggal).
Hal yang perlu diperhatikan: jika ingin Kelompok yang sama: maka
didahulukan dengan Bimbingan kelompok lalu dilanjutkan dengan konseling
kelompok.
Pemimpin kelompok yang sama akan menjadikan kelompok lebih dinamis, efektif,
efisien
2.
Heterogenitas (ex: perbedaan sosio-ekonomi)
Perbedaan:
3.
Sumber pertimbangan: himpunan data dan hasil instrumentasi.
4.
Penempatan dalam kelompok: berupa penugasan, penetapan secara acak dan pilihan
individu/anggota.
Jenis anggota kelompok: ada Kelompok
tertutup yaitu anggota tetap dan tidak berubah jumlah anggota dan Kelompok
terbuka yaitu anggota bergantian dan tidak menetapkan.
Pengertian
adalah sejumlah orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. BKp agar Pemahaman
dan informasi baru
KKp agar
Pengentasan masalah pribadi anggota kelompok
Tahap-tahap Bimbingan kelompok :
A.
PEMBENTUKAN
Anggota Kelompok
hendaknya:
1.
Mengetahui tujuan dibentuknya kelompok.
B.
PERALIHAN: untuk meninjau pemahaman anggota kelompok terhadap apa yang akan
dilaksanakannya seperti masih ragu-ragu untuk mengikuti layanan konseling
kelompok. Lihat suasana dan situasi anggota keloompok.
C.
KEGIATAN
Pelaksanaan
D.
PENGAKHIRAN : mengecek apa yang telah dicapai anggota kelompok (evaluasi).
Penyampaian kesan dan pesan serta menanyakan kapan akan dilaksanakan layanan
Konseling kelompok kembali.
Isi layanan:
Bimbingan kelompok: Tugas (membahas
tentang topik yang duberikan oleh PK) ex: pembahasan tentang situs porno. Hal
yang dipertimbangkan adalah kemampuan dan tingkat perkembangan anggota
kelompok. Dan bebas (topic diberikan oleh anggota kelompok untuk dibahas dalam
kelompok) ini adalah kesempatan yang disediakan oleh konselor kepada anggota
kelompok untuk menyampaikan pendapatnya.
Dalam konseling kelompok adalah
membahas masalah individu. Setiap anggota menyampaikan permasalahannya, namun
tidak harus semua anggota kelompok. Jika telah terkemukakan masalah, maka perlu
dibahas dan dimusyawarahkan masalah siapa yang terlebih dahulu masalahnya
dibahas.
Teknik
UMUM:
1.
Bagaimana menciptakan dinamika kelompok melalui komunikasi yang terarah,
dinamis dan menyeluruh pada semua anggota kelompok (komunikasi multiarah) yang
efektif, terkendali.
2. Pemberian rangsangan agar anggota berinisiatif
mengemukakan pendapat untuk berdiskusi.
3.
Dorongan minimal agar anggota kelompok terus beraktivitas
4. Penjelasan lebih mendalam tentang pendapat yang
dikemukakan.
5. Pelatihan terhadap tingkah laku baru bagi anggota
kelompok.
Kegiatan
selingan: permainan-permainan yang fungsinya: selingan, pembinaan,
mengintrospeksi diri.
Jika
permasalahan individu belum terpecahkan dalam kegiatan konseling kelompok maka
bisa diteruskan dengan pelayanan konseling individual. Seorang PK tidak perlu
tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah yang ada, karena masalah hendaknya
didalami dengan baik, mencari waktu selain waktu belajar. Penilaian terhadap
sasaran layanan hendaknya jelas apa yang ingin dinilai, sehingga bisa menentukan
instrumentasi evaluasi yang akan dipakai. Seorang konselor menilai dengan
assesmen berupa komentar dengan nilai normatif seperti A, B, C atau Baik,
Cukup, Kurang.
Konselor hendaknya mampu
mengembangkan kepribadian
0 komentar:
Posting Komentar